Beliau RA berkata tentang dakwah, Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi daI dan tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan pengikutku) apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik.

Monday, June 20, 2011

Suatu ketika, Umar bin Abdul Aziz r.a mengiringi jenazah. Ketika semuanya telah bubar, Umar dan beberapa sahabatnya tidak beranjak dari kubur jenazah tadi. Beberapa sahabatnya bertanya, “wahai Amirul Mukminin, ini adalah jenazah yang engkau menjadi walinya. Engkau menungguinya disini lalu akan meninggalkannya“.
Umar berkata, “Ya. Sesungguhnya kuburan ini memanggilku dari belakang. Maukah kalian kuberitahu apa yang ia katakan kepadaku?“.
Mereka menjawab, “Tentu”.
Umar berkata, “Kuburan ini memanggilku dan berkata, ‘Wahai Umar bin Abdul Aziz, maukah kuberitahu apa yang akan kuperbuat dengan orang yang kau cintai ini?‘, “Tentu“, jawabku.
Kuburan itu berkata, “Aku bakar kafannya, kurobek badannya dan kusedot darahnya serta kukunyah dagingnya. Maukah kau kau kuberitahu apa yang kuperbuat dengan anggota badannya?“.
“Tentu“, jawabku.
Aku cabut (satu per satu dari) telapak ke tangannya, lalu dari tangannya ke lengan dan dari lengan menuju pundak. Lalu kucabut pula lutut dari pahanya. Dan paha dari lututnya. Ku cabut pula lutut itu dari betis. Dan dari betis menuju telapak kakinya“.
Lalu Umar bin Abdul Aziz menangis dan berkata,
Ketahuilah, umur dunia hanya sedikit. Kemuliaan didalamnya adalah kehinaan. Pemudanya akan menjadi renta, dan yang hidup didalamnya akan mati. Celakalah yang tertipu olehnya.
Janganlah kau tertipu oleh dunia. Orang yang tertipu adalah yang tertipu oleh dunia. Dimanakah penduduk yang membangun suatu kota, membelah sungai-sungainya dan menghiasinya dengan pepohonan, lalu tinggal di dalamnya dalam jangka waktu sangat pendek. Mereka tertipu, menggunakan kesehatan yang dimiliki untuk berbuat maksiat.
Demi Allah, di dunia mereka dicengkeram oleh hartanya, tak boleh begini dan begitu, dan banyak orang yang dengki kepadanya. Apa yang diperbuat oleh tanah dan kerikil kuburan terhadap tubuhnya? Apa pula yang diperbuat binatang-binatang tanah terhadap tulang dan anggota tubuhnya?
Dulu, di dunia mereka berada di tengah-tengah keluarga yang mengelilinginya. Diatas kasur yang empuk dan pembantu yang setia. Keluarga yang memuliakan dan kekasih yang menyertainya. Tetapi ketika semuanya berlalu dan maut datang memanggil, lihatlah betapa dekat kuburan dengan tempat tinggalnya. Tanyakan kepada orang kaya, apa yang tersisa dari kekayaannya? Tanyakan pula kepada orang fakir, apa yang tersisa dari kefakirannya?
Tanyalah mereka tentang lisan, yang sebelumnya mereka gunakan berbicara. Juga tentang mata yang mereka gunakan melihat hal-hal yang menyenangkan. Tanyakan tentang kulit yang lembut dan wajah yang menawan serta tubuh yang indah, apa yang dilakukan cacing tanah terhadap itu semua? Warnanya pudar, dagingnya dikunyah-kunyah, wajahnya terlumuri tanah. Hilanglah keindahannya. Tulang meremuk, badan membusuk dan dagingnya pun tercabik-cabik.
Dimanakah para punggawa dan budak-budak? Dimana kawan, dimana simpanan harta benda? Demi Allah, mereka tidak membekali si mayit dengan kasur, bahkan tongkat untuk bertopang sekalipun. Dahulu dirumah mereka merasakan kenikmatan. Kini ia tenggelam dibawah benaman tanah. Bukankah kini mereka tinggal ditempat yang lusuh dan menjijikan? Bukankah sama saja bagi mereka; siang dan malam? Bukankah sekarang mereka tenggelam dalam pekatnya kegelapan? Tak ada lagi kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang tercinta.
Berapa banyak orang yang dulunya mulia, kini wajahnya hancur. anggota badannya tercerai berai. Mulut mereka belepotan dengan darah dan nanah. Binatang-binatang tanah mengerubuti jasad mereka, sehingga satu per satu anggota tubuh terlepas. Hingga akhirnya tak tersisa, kecuali hanya sebagian kecil saja. Mereka telah meninggalkan istananya. Berpindah dari tempat lapang ke lubang yang sempit. Sesudah itu, istri-istri mereka dinikahi orang lain. Anak-anaknya pun berkeliaran dijalan. Harta bendanya dibagi-bagi oleh ahli warisnya.
Diantara mereka, ada pula yang dilapangkan kuburnya. Diberi kenikmatan dan bersenang-senang dengannya didalam kubur. Tetapi ada pula yang di adzab dalam sempitnya lubang kubur. Menyesali apa yang telah mereka kerjakan.

Umar lalu menangis dan berkata, “Wahai yang menjadi penghuni kubur esok hari, bagaimana dunia bisa menipumu? Dimana kafanmu? Dimana minyak (wewangian untuk orang mati)mu dan dimana dupamu? Bagaimana nanti ketika kamu telah berada dalam pelukan bumi. Celakalah aku, dari bagian tubuh yang mana pertama kali cacing tanah itu melumatku? Celakalah aku, dalam keadaan bagaimana aku kelak bertemu dengan malaikat maut, saat ruhku meninggalkan dunia? Keputusan apakah yang akan diturunkan oleh Rabbku?“.

Ia menangis dan terus menangis, lalu pergi . Tak lebih dari satu pekan setelah itu, ia meninggal. Semoga Beliau dirahmati Allah

Sunday, June 19, 2011

Di Riwayatkan dari Ja’far bin Barqan dari Shalih bin Yasar, dimana ia berkata : Allah Ta’ala berfirman : “ Kamu berdoa kepada-Ku namun hatimu berpaling daripada-Ku, maka betapa palsu apa yang kamu lakukan .”

Ada seorang yang bijaksana ditanya:” Kami telah berdoa kepada Allah, akan tetapi doa kami tidak dikabulkan padahal Allah telah berfirman :” Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu.”( QS. Al Mukmin :60 ).
Kemudian orang bijaksana itu berkata ;” Karena pada dirimu ada tujuh hal yang menyebabkan doamu tertahan”. Ditanyakan :” Apakah tujyh hal tersebut ?” Ia menjawab :

1. Kamu melakukan perbuatan yang menyebabkan Allah murka, dan kamu tidak bertaubat, dan menyesali apa yang telah kamu lakukan itu.
2. Kamu berkata :”Kami adalah hamba Allah”, akan tetapi kamu tidak mengerjakan sebagaimana layaknya hamba itu bekerja. Maksudnya, hamba(budak) itu senantiasa mengerjakan segala apa yang diperintahkan oleh majikannya, dan tidak pernah membangkang.
3. Kamu membaca Al Qur’an, akan tetapi kamu tidak memikirkan dan mengangan-angankan tentang apa yang terkandung di dalamnya.
4. Kamu berkata :” Kami adalah umat Muhammad”, akan tetapi kamu tidak mengamalkan sunnahnya. Artinya, kamu masih memakan makanan yang haram dan Syubhat serta tidak bertaubat darinya.
5. Kamu berkata :” Dunia itu di sisi Allah tidaklah menyamai sayap nyamuk”, akan tetapi kamu merasa puas dan tenang bila memilikinya.
6. Kamu berkata :” Dunia itu akan sirna”, akan tetapi kamu beramal seperti amalnya orang-orang yang akan kekal selama-lamanya di dunia.
7. Kamu berkata :” Akhirat itu lebih baik daripada dunia”, akan tetapi kmu tidak bersungguh-sungguh di dalam mencarinya, dan kamu lebih memilih mencari dunia daripada akhirat.

Al Faqih Abu Laits As Samarqandi berkata “Orang yang berdoa kepada Allah hendaknya bersih dari barang-barang yang haram, karena sesungguhnya barang yang haram itu menjadi penghalang dari dikabulkannya doa.”

Demikian saudaraku semoga yang pendek ini bermanfaat.

Diambil dari Kitab Tanbihul Ghafilin
Semoga Bermanfaat

Friday, June 17, 2011

Tetap ingin maksiat? Silahkan! Syarat:
1.Anda jamin bisa bertaubat sblm wafat
2.Anda melakuknnya tanpa dilihat Allah
3.Tdk makan rizki Allah
4.Tdk melakukannya dibumi Allah
...5.Mampu menolak Malaikatul Maut
6 Ketika digiring keneraka, anda bisa menolaknya
7.Saat disiksa dg api yg panasnya jauh melebihi api terpanas dunia,anda kuat menahannya

Tidak bisa melakukannya? Hanya satu pilhan anda,TAKUTLAH pd ALLAH!

Mutiara Nasehat al-Habib Umar bin Hafidz

1. Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah

2. Barang siapa Semakin mengenal kepada allah niscaya akan semakin takut. 

3. Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan beruntung. 

4. Barang siapa menjadikan kematiaannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih (Allah), maka kematian adalah hari raya baginya. 

5. Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan menanggung (sabar) karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya.

6. Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah ini. 

7. Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal tanah di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang berakal apabila mau mempelajarinya. 

8. Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang diikuti. 

9. Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah menurut kadar pembersihan jiwanya. 

10. Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan. 

11. Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut. 

12. Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian) , lebih baik daripada melihat arsy dan seisinya seribu kali. 

13. Menyatunya seorang murid dengan gurunya merupakan permulaan di dalam menyatunya dengan Rasulullah SAW. Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah SAW merupakan permulaan untuk fana pada Allah (lupa selain Allah) 

14. Manusia di setiap waktu senantiasa terdiri dari dua golongan, golongan yang diwajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas sujud dan golongan yang di wajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas keingkaran. 

15. Barang siapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan. 

16. Sesungguhnya di dalam sujud terdapat hakikat yang apabila cahanya turun pada hati seorang hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan mengangkat dari sujudnya. 

17. Beliau RA berkata tentang dakwah, Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi daI dan tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan pengikutku) apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik. 

18. Syetan itu mencari sahabat-sahabatnya dan Allah menjaga kekasih-kekasih- Nya. 

19. Apabila ibadah agung bagi seseorang maka ringanlah adap (kebiasaan) baginya dan apabila semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka akan keluarlah keagungan adat darinya. 

20. Bila benar keluarnya seseorang (di dalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat yang tinggi. 

21. Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu maka engkau akan tenang dengan rasa takut pada kholiq (pencipta) dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap pada Sang Kholiq. 

22. Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah dan tanda dari lemahnya iman. 

23. Hakikat tauhid adalah membaca Al Qur’an dengan merenungi artinya dan bangun malam. 

24. Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat). 

25. Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah. 

26. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam. 

27. Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya dengan rahmat di setiap waktu. 

28. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.

Tuesday, June 14, 2011

Ibrahim bin Aliyah meriwayatkan dari Ubbad bin Ishaq dari Abdur Rahman bin Mu,awiyah, bahwasanya Rosulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda :

“Ada tiga yang seseorang tidak akan selamat dari ketiganya,yaitu: Prasangka, Dengki dan Takut sial karena sesuatu”. Ditanyakan :” Wahai Rosulullah, apakah yang bisa menyelamatkan dari ketigany...a itu?” Beliau bersabda: “ Apakah kamu dengki maka janganlah kamu lanjutkan; Apabila kamu berprasangka maka janganlah kamu buktikan; dan Apabila kamu merasa takut sial sesuatu, maka janganlah kamu hiraukan.”

Maksudnya apabila ada rasa dengki di dalam hatimu, maka janganlah kamu nyatakan dan janganlah kamu mengucapkan sesuatu tentang apa yang kamu dengkikan itu karena Allah tidak akan menghukum kamu dengan apa yang ada di dalam hati selama belum kamu ucapkan dengan lisan atau kamu kerjakan dengan perbuatan.

Mengenai Prasangka, bila kamu mempunyai prasangka yang tidak baik kepada sesama muslim, maka janganlah kamu berusaha untuk menyelidikinya selama hal itu tidak kelihatan. Dan mengenai perasan takut sial karena sesuatu, maka apabila kamu hendak bepergian kemudian kamu mendengar suara burung hantu, atau burung gagak, atau kamu merasa ragu-ragu, maka janganlah kamu hiraukan perasaan ragu-ragu atau perasaan akan mendapatkan sial.

Diriwayatkan bahwa Rosulullah Shallahu’alaihi wa sallam menyukai ucapan yang baik dan membenci perasaan akan mendapatkan nasib yang sial karena burung atu yang lain dan beliau menjelaskan bahwa perasaan semacam itu adalah kebiasaan orang-orang jahiliyah, sebagaimana firman Allah Ta’ala :

“ Mereka menjawab,”Kami mendapat nasib malang disebabkan oleh kamu dan orang-orang yang bersamamu.”(QS.An-Naml :47)

Pada ayat lain di sebutkan :

“Mereka menjawab,”Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu.”(QS.Yasin :18)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., di mana ia berkata ; Apabila kamu mendengar suara burung , maka ucapkanlah :

“Wahai Allah, tidak ada burung kecuali burung-Mu, dan tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-Mu. Tidak ada Tuhan kecuali Engkau, serta tidak ada daya kekuatan kecuali pertolongan Allah.”
Kemudian janganlah kamu menghiraukan suara burung itu; maka dengan izin Allah, tidak ada sesuatu yang membahayakan dirimu.

Diambil dari Kitab Tanbihul Ghafilin

Friday, June 3, 2011

Sesungguhnya Allah Ta’ala membenci tiga macam orang, dan kebencian-Nya kepada tiga macam orang diantara mereka itu lebih mendalam yaitu :

1. Allah membenci orang-orang yang sombong, dan kebencian-Nya pada orang-orang fakir yang sombong lebih mendalam.
2. Allah membenci orang-orang fasik, dan kebencian-Nya kepada orang tua yang fasik leb...ih mendalam.
3. Allah membenci orang-orang yang kikir, dan kebencian-Nya kepada orang kaya yang kikir lebih mendalam.

Allah mencintai tiga macam orang dan kecintaan_nya kepada tiga macam di antara mereka itu lebih mendalam yaitu :

1. Allah mencintai orang-0orang yang bertaqwa, dan kecintaan_nya kepada orang muda yang bertaqwa lebih mendalam.
2. Allah mencintai orang-orang pemurah, dan kecintaan_nya kepada orang fakir yang pemurah lebih mendalam.
3. Allah mencintai orang-orang yang merendahkan diri, dan kecintaan-nya kepada orang kaya yang merendahkan diri

Thursday, June 2, 2011

Diriwayatkan dari rosulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda :
” Dosa yang paling besar di sisi Allah Ta’ala adalah dosa yang (dianggap) paling kecil menurut manusia; sedangkan dosa yang paling kecil di sisi Allah Ta’ala adalah dosa yang (dianggap) paling besar menurut manusia.”

Al Faqih Nashr bin Muhammad bin Ibrahim As Samarqandi m...
enjelaskan bahwa apabila seseorang melakukan dosa besar, kemudian ia menyadari dosa yang dilakukannya itu sangat besar dan ia takut kepada-Nya dengan bertaubat, maka sesungguhnya dosa itu kecil di sisi Allah. Dan apabila dosa itu di anggap kecil oleh orang yang melakukannya, sehingga ia terus menerus mengulanginya, maka dosa itu menjadi besar di sisi Allah, karena dosa yang paling besar, dosa yang dilakukan secara terus menerus. Hal ini di dasarkan pada perkataan seorang sahabat yang mengatakan : “ tidak dianggap dosa kecil jika terus menerus di kerjakan, dan tidak di anggap dosa besar bila mohon ampun.”

Awwam bin Hausyab berkata :” Ada empat hal yang dilakukan sesudah perbuatan dosa yang lebih jelek daripada perbuatan dosa itu sendiri,yaitu : menganggap kecil(meremehkan), merasa tidak apa-apa, merasa senang dan terus menerus melakukan perbuatan dosa itu.”

Al Faqih berkata : Janganlah kamu tertipu dengan ayat :
“Barangsiapa berbuat kebaikan, mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya dan barang siapa berbuat kejahatan, dibalas seimbang dengan kejahatannya, mereka sedikitpun tidak dirugikan(dizalimi)(QS.Al An’am :160) ; karena ada beberapa persyaratan bagi amal baik yang bias di bawa nanti pada hari kiamat. Mengerjakan amal baik itu mudah bagi orang yang memang mau mengerjakannya, namun yang sukar adalah bagaimana agar amal itu bias di bawa nanti pada hari kiamat. Sedangkan perbuatan jahat itu, walaupun hanya dibalas satu balasan, namun ia mempunyai sepuluh dampak negative yaitu ;

1. Apabila seseorang melakukan perbuatan jahat maka berarti ia membuat meurka Dzat yang menciptaknnya, sedangkan Dia adalah Dzat yang menguasai dirinya pada setiap saat.
2. Dengan perbuatan jahat itu maka ia membuat gembira iblis yang merupakan musuh Allah dan musuh dirinya.
3. Menjauhkan diri dari tempat yang paling baik yaitu surga.
4. mendekatkan diri dari tempat yang paling jelek yaitu neraka.
5. Tidak peduli kepada orang yang dicintainya, yakni dirinya sendiri.
6. Membuat kotor dirinya sendiri, padahal Allah menciptaknnya dengan bersih.
7. Mengganggu malaikat yang tidak pernah mengganggunya yakni para malaikat yang menjaga dirinya.
8. Menjadikan Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam sedih di dalam kuburnya.
9. Mempersaksikan kepada siang dan malam atas kejahatan dirinya, serta siang dan malam itu terganggu dan merasa sedih karenanya.
10. Menghianati semua makhluk baik manusia maupun yang lain.

Oleh karena itu maka jauhilah perbuatan Dosa karena hal itu menyebabkan sepuluh akibat negative seperti yang tersebut di atas. Ada yang berpendapat bahwa sekikir-kikir manusia adalah yang kikir terhadap dirinya sendiri karena sesungguhnya dirinya itu bias di bawa untuk menuju kepada kehidupan yang bahagia. Sedangkan manusia yang paling menganiaya dirinya sendiri adalah orang yang menganiaya dirionya dengan melakukan maksiat kepada Allah Ta’ala karena sesungguhnya orang yang melakukan maksiat itu berarti telah membinasakan dirinya sendiri.

Dikutip dari Kitab Tanbihul Ghafilin

Semoga bermanfaat