Beliau RA berkata tentang dakwah, Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi daI dan tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan pengikutku) apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik.

Saturday, October 29, 2011

Berikut penjelasan nafs dunukil dari kitab "Idharu Asrari Ulumil Muqarrabin"
oleh Habib Muhammad bin Abdullah Al Aidarus"

Wahai hamba yang lemah, ketahuilah, sesungguhnya nafs yang terdapat dalam tubuhmu adalah sebuah ujian bagimu. Jika engkau seorang pencari kebenaran yang menyadari keburukan nafs, tentu engkau mengetahui kelemahan nafs dan selalu berusaha memperbaikinya. Jika engkau membiarkannya sakit, maka ia akan menghancurkanmu. Salah satu kelemahan nafs adalah sering membenci sesuatu yang sebenarnya tidak membahayakannya. Orang yang berakal saja nafs-nya segera bergelora ketika dihina oleh seorang anak yang belum mencapai usia tamyiz atau orang bodoh yang ucapannya tidak diperhitungkan. Sebenarnya ia sadar bahwa perbuatannya ini tidak bermanfaat dan ucapan itu tidak membahayakannya. Semua ini terjadi karena kelemahan dan kekurangan nafs sejak asal penciptaannya.

Begitulah manusia, mereka menyiksa dirinya sendiri dan menghancurkan agamanya hanya untuk mencari sesuatu yang tidak dibutuhkannya. Lihatlah para penguasa, mereka melakukan berbagai hal yang berbahaya dan menanggung banyak dosa demi merebut sebuah daerah yang sebenarnya tidak mereka perlukan. Mereka melakukannya demi nafs al-ammarah bissu. Andaikata mau berpikir serta mengetahui cara mengobati dan mencegah nafs agar tidak mematuhi hawa yang merusak, tentu ia akan menjinakkan keganasan nafs-nya. Ia akan menyibukkan nafs-nya meninggalkan dosa-dosa besar yang menghancurkan agamanya. Ia tidak akan melakukan perbuatan yang membahayakan mahkluk lain dan berbuat kerusakan dimuka bumi.

Kelalaian dan bius hawa menghalangi akal untuk menolak keinginan nafs. Pada saat itulah nafs berbuat sesukanya. Setan menguasai manusia dan taufikpun sirna. Manusia akan menaati perintah hawa dan tidak dapat melepas diri dari belenggunya.

Seorang penyair berkata:
Apa yang dapat diperbuat oleh dia yang diusir oleh tuannya Obat para dokter tidaklah bermanfaat baginya

Karena inilah para sholihin selalu berusaha mengobati dan memerangi nafs. Begitu merasakan sedikit saja perubahan ahlaknya, mereka pun segera mengobatinya, Lihatlah sikap amirul mu’minin 'Umar bin Khathab ra-seorang manusia yang memiliki kedudukan tinggi dan tabiat mulia-saat memikul tempat air di punggungnya dan bertemu dengan 'Urwah bin Zubair.
"Wahai amirul mukmimn, tidak sepatutnya hal ini engkau lakukan ", ucap 'Urwah.
Aku harus melakukannya. Sebab, diriku merasa mulia ketika sejumlah utusan Arab menemuiku dengan patuh dan mendengarkan ucapanku.
"Aku ingin menghancurkan perasaan ini.." jawab beliau.
Kemudian beliau membawa dan menuangkan air itu ke rumah seorang janda.

Lihatlah bagaimana kekuatan manusia yang sempurna ini, manusia yang tidak mungkin salah satu akhlaknya dapat kita samai.
Meskipun kuat dan mulia, beliau masih khawatir hatinya akan disusupi sesuatu yang tidak baik. Lalu, menurut pendapatmu, bagaimana seharusnya sikap kita yang lemah dan hidup di zaman yang penuh kekurangan ini?

Wahai saudaraku, perhatikan baik-baik uraianku ini. Jika engkau memang seorang pencari kebenaran, maka berjuanglah untuk melawan nafs-mu. Dalam bab ini telah kutunjukkan kepadamu akhlak Rijalul Haq Jalla Jalaluh. Jangan engkau kalah dengan kebiasaan buruk dan nafs yang keras kepala. Tempuhlah jalan orang-orang saleh; para pejuang yang memperoleh taufik dan petunjuk menuju jalan yang lurus.

Sumber: "Rahasia Ilmu Para Wali"
Penerjemah : Ustadz NAuval bin Muhammad Al Aidarus

No comments:

Post a Comment