“ Bersedih karena tidak dapat menjalankan ketaatan kepada Allah, akan tetapi merasa malas melakukannya adalah diantara tanda-tanda ia terperdaya oleh syetan .” (Al-Hikam_Ibn Atha'illah)
Kesedihan semacam ini sama saja dengan bohong. Ia merasa sedih, akan tetapi ia malas bergeliat bangkit untuk beramal.
Ia merasa tertinggal, tetapi tidak... mau mengejar.
Ia ingin bangkit berdiri, tetapi ia berada dalam mimpinya yang pulas.
Hamba seperti ini tidak berusaha mencari kesempatan, atau mempergunakan kesempatan yang sebaik-baiknya, ia terbelenggu rasa senang mengikuti ajakan hawa nafsunya untuk menghapus kemalasan seperti gambaran di atas, maka seorang hamba perlu memiliki semangat iman yang kuat yang mampu menerangi kemalasan dan membangkitkannya untuk beraktivitas dan beribadah.
Para ulama menyatakan, betapa banyak airmata mengalir, sementara hatinya tetap membatu, merasa aman dengan rencana Allah yang sangat halus dengan terhalangnya memperoleh apa yang bermanfaat bagi dirinya serta adanya poemberian yang justru membuatnya terlempar jauh dari-Nya.
Seandainya kesedihan kita sampai menangis mencucurkan air mata, tetapi tidak dengan usaha untuk mencapai apa yang menjadi kewajibannya sebagai hamba Allah, maka tangis dan kesedihan itu akan tinggal tangisan yang justru semakin membuatnya tertipu.
Kesedihan semacam ini sama saja dengan bohong. Ia merasa sedih, akan tetapi ia malas bergeliat bangkit untuk beramal.
Ia merasa tertinggal, tetapi tidak... mau mengejar.
Ia ingin bangkit berdiri, tetapi ia berada dalam mimpinya yang pulas.
Hamba seperti ini tidak berusaha mencari kesempatan, atau mempergunakan kesempatan yang sebaik-baiknya, ia terbelenggu rasa senang mengikuti ajakan hawa nafsunya untuk menghapus kemalasan seperti gambaran di atas, maka seorang hamba perlu memiliki semangat iman yang kuat yang mampu menerangi kemalasan dan membangkitkannya untuk beraktivitas dan beribadah.
Para ulama menyatakan, betapa banyak airmata mengalir, sementara hatinya tetap membatu, merasa aman dengan rencana Allah yang sangat halus dengan terhalangnya memperoleh apa yang bermanfaat bagi dirinya serta adanya poemberian yang justru membuatnya terlempar jauh dari-Nya.
Seandainya kesedihan kita sampai menangis mencucurkan air mata, tetapi tidak dengan usaha untuk mencapai apa yang menjadi kewajibannya sebagai hamba Allah, maka tangis dan kesedihan itu akan tinggal tangisan yang justru semakin membuatnya tertipu.
No comments:
Post a Comment